Ekonomi Bali Membaik, Kinerja BPR Ramanda Melesat

  • 31 Juli 2023 00:00 WITA
Tim Kerja BPR Ramanda tengah bersemangat menjalani Era Normal Baru

Mangupura, balibanknews.com

Memaskui era normal baru pasca pandemi  Covid-19 tercatat kondisi ekonomi Bali mulai membaik. Salah satu indikatornya adalah sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pasca pencabutan PPKM per 30 Desember 2022 naik signifikan dari 74.268 orang periode Januari – April 2022 menjadi 1.437.740 Januari – April 2023. Kondisi ini menciptakan peluang usaha dan memberikan gairah baru bagi para pelaku usaha di berbagai bidang sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali menjadi 6,04 persen pada Triwulan I–2023. Salah satunya adalah industri perbankan termasuk BPR.

Berdasarkan hasil wawancara balibanknews.com dengan salah satu pengamat perbankan khususnya BPR yang juga merupakan Direktur Utama dari BPR Ramanda I Nengah Sutrisna, SE., MM yang didampingi Direktur A.A. Ngurah Alit Wisnawa SE, menyatakan industri BPR/BPRS di Bali hingga bulan Mei 2023 rata-rata mengalami pertumbuhan positif. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan dari hasil pengamatannya, Sutrisna menyampaikan semua pos keuangan BPR alami kenaikan. Sektor kredit disebutkan tumbuh sebesar 4,23 persen (yoy), dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 10,55 persen, Aset tumbuh 6,80 persen, CAR tergolong sangat baik yaitu 35,19 persen, tren NPL Gross sudah menunjukkan penurunan menjadi 10,02 persen, dan rasio rentabilitas membaik terutama ROA positif yaitu sebesar 0,92 persen.

‘’Menurut pengamatan saya, secara umum langkah-langkah yang diambil oleh BPR dalam mengatasi situasi bisnis saat ini lebih banyak mengarah ke penciptaan laba untuk penguatan modal, seperti diantaranya, mempercepat penyelesaian kredit bermasalah dan penjualan AYDA, meningkatkan penyaluran kredit dengan berbagai terobosan diantaranya dengan bekerjasama dengan Fintech, namun tetap berpedoman pada peinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, dan berusaha menggali sumber dana murah,’’ ujarnya dalam sesi wawancara Senin (31/7/2023) di kantor BPR Ramanda Jalan Gatot Subroto Barat No. 97X.

Sutrisna menyebutkan, saat ini sebagian besar BPR masih berharap agar kebijakan relaksasi masih bisa diperpanjang sampai kondisi ekonomi Bali benar-benar stabil dan sebagian besar permasalahan yang dihadapi BPR sudah bisa diselesaikan. Seperti yang dilakukan di BPR yang dikelolanya. Selain relaksasi, kebijakan strategis yang dilakukan BPR Ramanda untuk meningkatkan kinerja antara lain ada di sektor kredit, sektor dana, sektor IT, SDM, dan kebijakan tarif.

Untuk sektor kredit, BPR ini secara rutin setiap bulan melakukan assessment terhadap debitur-debitur yang mendapat relaksasi, sehingga bisa dilakukan pemetaan (mapping) terhadap kredit-kredit yang masih bisa diselamatkan atau dikeluarkan dari relaksasi, dan kredit-kredit yang harus dicarikan solusi penyelesaiannya. Dengan cara seperti ini diharapkan Non Performing Loan (NPL) dapat dipertahankan dalam kategori sehat. Kemudian, penyaluran kredit fokus kepada target pasar yang sudah ditetapkan dalam rencana bisnis yang diyakini merupakan bidang-bidang usaha yang paling potensial untuk dibiayai pasca pandemi Covid-19.

Kebijakan berikutnya ada di sektor dana. Dalam menumbuhkan dana, pihaknya mengaku menggali sumber dana murah dengan membuat produk tabungan yang menarik dan strategi pemasaran yang dinilai tepat. Kemudian kebijakan di sektor SDM dengan melakukan  peninjauan secara periodik tingkat remunerasi yang diberikan untuk menjaga motivasi kerja karyawan. Meningkatkan kompetensi karyawan dengan melakukan pelatihan-pelatihan sebagaimana yang telah dijadwalkan dalam rencana bisnis, dan melakukan rekrutmen secara selektif sesuai kebutuhan.

Sedangkan kebijakan dibidang TI, pihaknya mengaku secara kreatif melakukan simplikasi pekerjaan dengan lebih banyak membuat program-program dan aplikasi-aplikasi berkoordinasi dengan vendor CBS, sehingga tercipta efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta hasil kerja yang akurat. Terakhir kebijakan Tarif, dimana dalam menentukan tarif  untuk dana dan kredit perlu ditinjau secara periodik agar tetap kompetitif  dan memberikan tingkat  rentabilitas yang optimal.

Disinggung mengenai penguatan modal, Direktur BPR Ramanda A.A. Ngurah Alit Wisnawa SE menjelaskan tidak ada strategi khusus hanya menjalankan patokan dari regulasi yang ada yakni mengacu pada POJK No 5 Tahun 2015 yang mewajibkan modal inti BPR/BPRS sebesar Rp 6 miliar. “Per hari ini modal inti BPR Ramanda ada di angka Rp 10,6 miliar,’’ ujarnya.

Diakuinya dalam penguatan modal ada beberapa hal yang ditekankan antara lain pertumbuhan modal harus sesuai dengan RBB. Selain itu harapan juga ditujukan kepada para pemegang saham agar penarikan deviden bisa dilakukan seminimal mungkin sehingga laba yang ditahan bisa lebih banyak. ‘’Sampai saat ini komitmen PSP terhadap kondisi permodalan BPR Ramanda sangat tinggi,’’ tambahnya.

Lebih jauh disampaikan, sampai dengan semester I tahun 2023  indikator keuangan utama BPR Ramanda mulai dari Kredit, Dana Pihak Ketiga, Laba Setelah Pajak, Aset dan NPL semuanya mencapai target. Hingga bulan Juni 2023 tercatat realisasi kredit tercapai Rp 60 miliar dari target Rp 55 miliar, DPK tercapai Rp 79,5 miliar dari target Rp 69 miliar, tabungan tercapai Rp 10,2 miliar dari target Rp 10,1 miliar, deposito tercapai Rp 69,2 miliar dari target Rp 59 miliar, kemudian laba tercapai Rp 602 juta dari rencana Rp 594 juta, terakhir total aset tercapai Rp 99,4 miliar dari rencana Rp 95,5 miliar. Yang cukup mengesankan adalah BPR ini mampu menekan NPL hingga 1,13 persen dari target 1,26 persen dan diprediksi masih akan turun mengingat kondisi ekonomi mulai membaik.

 Sementara untuk produk yang diberikan kepada nasabah, diakui secara umum BPR Ramanda memiliki produk yang sama dengan BPR lainnya,  yang membedakan adalah tarif dan kualitas pelayanannya saja. Untuk penanganan produk simpanan, BPR Ramanda masih memberikan pelayanan penjemputan ke nasabah (Pick-up Service). Sedangkan untuk produk kredit BPR ini pro aktif mengunjungi nasabah dengan menawarkan kredit dengan skema-skema pembiayaan dan pembayaran angsuran yang sesuai dengan cash flow dari nasabah, serta memberikan keputusan kredit yang cepat. ‘’Dalam memberikan keputusan analisa kredit kami memberi pelayanan yang cepat 3 – 4 hari sudah bisa memberi keputusan tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian, asalkan nasabah sudah memiliki syarat dan data-data yang diminta,’’ ujarnya.

Untuk produk simpanan, BPR Ramanda  memiliki produk Tabungan Harian dan Tabungan Berjangka dengan bunga yang sangat menguntungkan (Tampan: Tabungan Masa Depan atau Simuda Tampan: Simpanan Pemuda Untuk Masa depan). [Mdy]

 

 

Editor: Sudibya


TAGS :

Komentar