139 LPD di Kabupaten Buleleng Mengikuti Pelatihan Percepatan Implementasi QRIS LPD dengan Bank BPD B

  • 27 April 2022 00:00 WITA
Balibanknews

139 LPD di Kabupaten Buleleng mengikuti Pelatihan Percepatan Implementasi QRIS LPD dengan Bank BPD Bali 

 kerjasama Badan Kerjasama (BKS) LPD Provinsi Bali, BKS LPD Kabupaten Buleleng, Bank BPD Bali, dan PT USSI Dewata Technology. 

Buleleng, Balibanknews.com 
Semangat penyelenggaraan acara ini tak bisa dilepaskan sebagai salah satu peran yang harus diambil oleh LPD dalam peningkatan proses digitalisasi lembaga keuangan agar fungsi jembatan ekonomi digital bagi masyarakat Bali dapat lebih dioptimalkan. Sejak didirikan 38  tahun lalu oleh Gubernur Bali Profesor Ida Bagus Mantra manfaatnya tetap dirasakan oleh masyarakat adat di Bali hingga saat ini, terutama dalam menyokong penyelenggaraan acara-acara adat di Bali.  

"Sebagai lembaga keuangan berbasis masyarakat adat satu-satunya di Indonesia LPD tidak berhenti untuk bertransformasi dan mengadaptasi berbagai perkembangan teknologi agar dapat terus menjaga eksistensinya sebagai salah satu penjaga kelestarian adat di Bali. Digitalisasi yang identik dengan globalisasi dan keterbukaan mau tidak mau harus diikuti oleh LPD tanpa melupakan jati dirinya sebagai pelestari dan penjaga adat di Bali," tutur Made Nyiri Yasa, S.Sos., M.MA.sebagai Ketua Badan Kerjasama (BKS) LPD Kabupaten Buleleng.

Program percepatan implementasi QRIS di LPD Bali kita bekerja sama dengan Bank BPD Bali apalagi selama ini kerjasama Bank BPd Bali  khususnya Cabang Singaraja dan Seririt sangat terjalin sangat  baik dan kedepannya kita berharap  dpat terus terjalin kerjasamanya. 

 salah satu program yang dapat diterapkan segera di merchant-merchant milik nasabah LPD agar tidak tertinggal oleh kemajuan zaman. Pada tahun 2018 lalu saat merebak isu wisatawan dari Tiongkok yang tidak memberikan kontribusi apapun bagi masyarakat Bali dapat lebih diminimalisasi dengan percepatan implementasi QRIS ini. Para wisatawan di Bali mau tidak mau menghendaki alat transaksi yang mudah, cepat, dan aman. 

Proses transaksi yang cukup mudah adalah salah satu kelebihan QRIS dibandingkan dengan alat transaksi digital lainnya. QRIS adalah Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjag​a keamanannya. 

Saat ini QRIS sebagai salah satu alat pembayaran non tunai terus digalakkan oleh pemerintah untuk menunjang kemajuan di tingkat pelaku usaha mikro dan untuk melaksanakan protokol kesehatan saat bertransaksi. Pada saat pandemi seperti ini sentuhan melalui uang tunai secara langsung harus diminimalisir guna mengurangi risiko penyebaran virus COVID-19. 

"Proses percepatan implementasi QRIS di LPD Bali harus segera digencarkan guna menangkap berbagai peluang ekonomi setelah pandemi ini berangsur menuju kehidupan normal baru dan berkurangnya pengetatan berbagai moda transportasi," tutur Ihin Solihin, Direktur Utama USSI Dewata Technology. 

Berdasarkan survei Bank Indonesia, rata-rata wisatawan yang berlibur ke Bali pada masa pandemi Covid-19 membelanjakan Rp5-10 juta untuk satu keluarga. Sementara jika dirata-rata satu orag wisatawan menghabiskan uang sekitar Rp3,1 juta untuk berlibur ke Bali adalah peluang yang dapat ditangkap salah satunya dengan menyelenggarakan alat transaksi yang mudah dan cepat.

Selain menangkap peluang dari industri pariwisata di Bali tentu saja implementasi QRIS oleh LPD dapat menjadi sarana peningkatan literasa keuangan masyarakat secara umum dan masyarakat adat di Bali. Lebih lanjut Made Nyiri Yasa sebagai Ketua BKS LPD Kabupaten Buleleng menuturkan bahwa QRIS harus menjadi salah satu jembatan masyarakat Bali menuju era ekonomi digital. Dengan dukungan teknologi yang tepat masyarakat adat di Bali bukan hanya akan menjadi obyek dari industri pariwisata tapi masyarakat adat harus berperan menjadi subyek secara aktif di industri pariwisata ini.(rilis)


TAGS :

Komentar