Masa Pandemi Koperasi Sari Sedana Luwih Catatkan Peningkatan Aset Rp 6 Miliar

  • 15 Desember 2020 00:00 WITA

Mangupura, BaliBanknews -

Koperasi Sari Sedana Luwih mampu bertahan ditengah pandemi Covid-19 dengan mengandalkan beberapa jurus yang diterapkan oleh pengurus. Selain memberikan bantuan sembako kepada seluruh anggota, juga menurunkan suku bunga pinjaman kepada anggota yang terdampak langsung Covid-19.

Demikian disampaikan Manager Koperasi Sari Sedana Luwih, I Gusti Agung Ngurah Darma Susila, S.E, M.Si ketika ditemui BaliBanknews pada Selasa (15/12/2020) di kantor setempat. Jurus jitu yang membuat koperasi ini tetap mencatatkan laba di saat pandemi Covid-19 karena modal koperasi yang kuat.

"Bagi anggota yang terdampak pandemi terutama yang bekerja di sektor pariwisata terkena PHK bunganya diturunkan misalnya pinjam 1,5% menurun. Sekarang dikasih bunga 1% selama sekian bulan dan diringankan hanya membayar bunga saja selama 6 bulan," jelas Darma Susila.

Kebijakan ini sudah berjalan dan telah dimanfaatkan oleh anggota yang kehilangan pekerjaannya karena pengaruh wabah global. "Anggota sudah memanfaatkan ini dengan menunjukkan surat PHK kurang lebih 100 nasabah yang terdampak. Pemberian sembako 600 anggota dan keringanan suku bunga kredit kami berikan," bebernya.

Sehingga di masa sulit ini anggota merasakan adanya keringan karena kebijakan dari pengurus koperasi. Kata dia, terdapat dua hal yang penting dalam mempertahankan kinerja koperasi di saat pandemi. "Ini peranan koperasi untuk membantu anggotanya," cetus Darma Susila.

Saat ini Koperasi Sari Sedana Luwih sudah mencatatkan keuntungan Rp 1 miliar lebih dan aset Rp 44 miliar atau meningkat Rp 6 miliar dari tahun 2019. "Target laba Rp 1,5 miliar. Target laba belum tercapai karena ada penurunan suku bunga dan pemberian sembako. Mengingat di rencana kerja yang dibuat pada 2019 lalu untuk 2020 tidak ada pemberian sembako karena ketika itu belum ada pandemi Covid-19," ungkapnya.

Ia mengatakan, kredit yang tersalurkan sudah mencapai Rp 33 miliar. Dia pun berbagi strategi terutama untuk penguatan lembaga yaitu masuk koperasi jangan setengah-setengah. Misalnya masuk anggota koperasi Rp 1 juta. Efeknya adalah saat orang minjam uang masih pakai BPKB. Bagi lembaga, Rp 1 juta misalkan dikalikan jumlah anggota 1.000 orang akan menjadi Rp 1 miliar.

"Bagaimana kalau Rp 10 juta diawal untuk setoran masuk anggota baru dan simpanan wajib Rp 50 ribu per bulan setoran wajib. Sehingga simpanannya sudah mencukupi untuk jaminan kredit. Kalau mendirikan koperasi jangan modalnya kecil harus besar dan anggotanya juga banyak. Kemudian kelembagaan koperasi karena modal sendirinya kuat otomatis saat ada masalah kuat daripada modal Rp 1 juta," paparnya.

Menurut dia, modal koperasi ini tidak boleh ditarik jika diambil dianggap berhenti dari anggota. Dengan menyetor Rp 10 juta diawal, keuntungan bagi anggota dapat SHU, pinjam sejumlah tertentu tidak pakai BPKB atau jaminan. "Koperasi kuat karena modalnya tinggi dan anggota diuntungkan. Saat RAT awal tahun 2020 lalu kami memberikan uang kehadiran Rp 160 ribu," katanya.

Sebelum pandemi, pihaknya telah memboyong anggota Tirta Yatra hingga ke Thailand, Candi Ceto, Kutai dan Lombok. Ia berpesan jangan sekadar mendirikan koperasi harus menguasai SDM, dasar-dasar pengelolaan koperasi, kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dicontoh maupun bagaimana mengelola juga mengoperasikan serta mengawasi. "Kita akan mengikuti teknologi pada 2022. Sekarang kita perkuat pondasi keuangan, likuiditas biar orang narik siap uangnya dan siap memberikan kredit," imbuhnya.

Pihaknya tetap memotivasi anggota yang kehilangan semangat menjadi lebih bergairah berusaha di masa pandemi ini. "Kita berikan modal kalau diperlukan, kita bangkitkan yang sudah down, kita arahnya mendekati mereka dengan memberikan semangat," tandasnya. (Yes)


TAGS :

Komentar