BI Dorong Potensi UMKM Lokal Bali

  • 27 April 2019 12:11 WITA
Yogyakarta, BaliBanknews -
 
KPwBI Provinsi Bali dorong produksi dan kapasitas UMKM yang berpotensi ekspor atau berpotensi menunjang sektor pariwisata. Salah satunya adalah pengembangan gula semut di Jembrana dan desa wisata Tampaksiring.
 
Causa Iman Karana, selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, menyampaikan, gula semut adalah gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai Gula kristal.
 
"Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah, bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon Kelapa atau pohon aren,"ujarnya.
 
Ia menambahkan, keistimewaan gula semut adalah memiliki rasa dan aroma yang khas yang berasal dari bahan pembuatnya, dibandingkan dengan gula cetak. Pengolahan nira menjadi gula semut akan lebih menguntungkan  karena harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan gula cetak.
 
Industri gula semut atau gula merah bubuk di dalam negeri mampu menghasilkan produk yang diminati pasar internasional. Meski pengolahannya masih banyak dilakukan secara konvensional, namun produk gula semut telah berhasil menembus pasar ekspor ke beberapa negara seperti Amerika, Eropa, Srilanka, Australia dan Jepang.
 
"Oleh karena itu, KPwBI Provinsi Bali mulai mengidentifikasi pengembangan gula semut di Desa Pendem, Jembrana,"ujarnya.
 
Kelompok Mawar Bali, lanjut dia, terdiri dari petani gula kelapa sejumlah 20 orang yang berada di sekitar Bukit Mawar, Desa Pendem, Jembrana. Kelompok ini akan dibina oleh KPwBI Provinsi Bali untuk menghasilkan produk gula semut berkualitas ekspor. Untuk itu, petani gula kelapa tersebut diajak mengikuti kunjungan belajar ke Yogyakarta.
 
Kunjungan belajar ke Yogyakarta selain untuk meningkatkan produksi, juga melihat peluang pasar untuk ekspor. Hasil ini diharapkan dapat berdampingan dengan hilirisasi produk coklat dan kopi.
 
Lebih jauh ia menyampaikan, selain gula semut, KPwBI Provinsi Bali juga akan mengembangkan Desa Wisata Tampaksiring. Pemilihan Desa Tampaksiring mengingat lokasinya tidak jauh dengan Klaster Padi Pulagan yang merupakan binaan KPwBI Provinsi Bali.
 
"Selain itu, Desa Tampaksiring juga memiliki objek wisata Pura Tirta Empul dan Istana Presiden,"ujarnya.
 
Lebih lanjut ia menyampaikan, Tampaksiring mempunyai potensi seni, adat dan budaya yang masih kental. Ditunjang dengan potensi sumber daya alam dan potensi kerajinan yang berkualitas ekspor, pengembangan Desa Wisata Tampaksiring akan dibuat terintegrasi dengan agrowisata Pulagan.(Can)
 

TAGS :

Komentar

Berita Lainnya