Lewat Tangan Dingin I Made Widiana, Desa Adat Madangan Kaja Berhasil Miliki Produk Air Minum

  • 11 Desember 2021 00:00 WITA

Gianyar, Balibanknews -
Berkat kerja keras dan tangan dingin I Made Widiana, Desa Adat Madangan Kaja berhadil memiliki produk air minum.

Penasehat BUPDA  Banjar Madangan Kaja Desa Petak, I Made Widiana, didampingi, I Wayan Budiarta selaku panitia pengangkatan Air Bersih Serta I Komang Ariadi selaku Ketua BUPDa Desa Adat Madangan Kaja ketika ditemui BaliBanknews Sabtu, 11/12/2021 di Pura Gunung Mertha Madangan mengungkapkan, nama produk air minum yang dihasilkan yakni air minum Tirta Gunung Mertha dimana merupakan sumber air yang ada di pesiraman Pura Gunung Mertha.

"Dulu masyarakat kami ini keterbatasan air minum. Akhirnya ada program bergilir dari desa ada dana dari program siaga desa swatantra. Dana itu bergulir di masing-masing banjar di Desa Petak. Nah kebetulan pertama kali kita dapat bagian pertama dana tersebut sebesar Rp 250 juta," ucapnya.

Lebih jauh Widiana atau yang biasa di panggil Dek Yoo, yang akan maju di Pikel Tahun 2021 menambah kan  dengan dana tersebut dimanfaatkan untuk mengangkat air bersih ke atas dan ditempatkan di bak penampungan. Seiring berjalannya waktu, pihaknya kekurangan dana hingga sambungan ke rumah-rumah perlu dana, maka tertunda dalam waktu lama. Sehingga air yang di bak penampungan dimanfaatkan untuk air minum murni dipingir jalan yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

"Masyarakat yang memanfaatkan air minum ini cukup banyak. Ada yang membawa galon dan menghaturkan canang sesari. Ada masyarakat dari Bangli, dan desa lainnga datang kesini," ujarnya.

Dikatakannya, air yang ada disini yang bersumber dari air bawah tanah sudah dilakukan pengujian coli, dimana batas ambang coli masih standar dikonsumsi oleh manusia. 

"Tentunya setelah disalurkan ke rumah-rumah akan kami uji lab lagi air ini secara bertahap," ucapnya. 

Lebih jauh dikatakannya, sudah banyak kontribusi untuk desa, pertama listrik dan air gratis untuk pura. Ke adat pihaknya sudah bisa menyimpan penghasilan Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan.

"Usaha Bupda kami ini sudah berjalan sebelas Bulan . Kami sudah menyimpan dana sudah hampir Rp 35 jutaan di LPD. Untuk desa dinas kami juga memberikan retribusi ke desa sebesar 15 persen atau rata-rata Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu," ucapnya.

Sedangkan untuk sesari dari masyarakat yang mengambil air, dijelaskannya pihaknya mendapatkan pemasukan hingga Rp 2 jutaan per bulan tergantung kondisi.

"Kami ada empat orang yang mengelola. Awalnya kami bekerja secara ngayah dan sebagai penasehat dan pembina juga saat ini diberikan apresiasi," ujarnya.

Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan PDAM sebagai partner untuk saling bersinergi. "Kami benar-benar mengharapkan bantuan dana untuk mengembangkan distribusi air ini," harapnya.

Kadepanya kita akan merancang Wisata Treking wisata Spiritual serta akan membangkitkan air yang menjadi Potensi besar wilayah petak sehingga kita akan mengawal program pertanian, kemudian memperbaiki infrastruktur dan membangkitkan ekonomi dengan berbasiskan Bumdes jika nanti dirinya terpilih menjadi Kades ucapnya.

Ia berharap, masyarakat lebih intens memanfaatkan air minum ini karena akan hasil pemasukan untuk desa adat. "Kami optimis semua mata air di desa kami bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan juga desa," pungkasnya. (yess) 


TAGS :

Komentar