Koperasi SAAS, Jadi Salah satu Koperasi Banjar Sukses di Kabupaten Klungkung

  • 30 November 2021 00:00 WITA
Pengurus dan pengelola KSU. Sari Agung Ananta Sedana atau Koperasi SAAS

Semarapura, balibanknews.com
Koperasi Serba Usaha (KSU) Sari Agung Ananta Sedana atau yang lebih dikenal dengan sebutan Koperasi SAAS adalah koperasi banjar yang dimiliki oleh Banjar Gede, Desa Adat Akah, Kecamatan Klungkung. Sejak berdiri dari tahun 2006, koperasi ini telah sukses memberi banyak manfaat bagi krama banjar selaku anggota. Banyak kemudahan yang didapat lantaran koperasi ini memiliki sejumlah program menarik antara lain subsidi biaya upakara hingga tanggungan kematian bagi seluruh krama banjar setempat.
Pengurus Koperasi SAAS antara lain Ketua Desak Putu Utami yang didampingi Manajer I Ketut Catur Adiputra, Sekretaris Ni Wayan Darmayani, Bendahara Ni Komang Sariasih, dan Ketua Pengawas I Nyoman Nadha menyampaikan perkembangan koperasi yang sangat mengesankan dari awal berdiri hingga saat ini. Dengan berbekal modal awal sebesar Rp 15 juta dari kas banjar kini koperasi ini telah berhasil mengelola aset sebesar Rp 14,6 miliar.


Koperasi SAAS dikatakan memiliki empat unit usaha dan yang sudah berjalan adalah unit pertokoan dan unit simpan pinjam, sedangkan yang segera akan beroperasi adalah unit jasa konstruksi bangunan dan unit pertashop. Unit usaha jasa konstruksi dan untit pertashop masuk dalam rencana kerja tahun 2021 dan direncanakan segera bisa memberi pelayanan dalam waktu dekat ini. Unit pertashop dikatakan akan memberi manfaat yang luar biasa baik bagi masyarakat disekitar ataupun bagi perkembangan bisnis koperasi. Hal tersebut lantaran unit tersebut akan dibangun di jalur strategis yakni Jalan Raya Besakih yang merupakan jalur ramai sehingga sangat berpeluang untuk menunjang usaha. Demikian juga dengan unit konstruksi dimana jasa tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh anggota yang berkeinginan membangun sebuah produk properti dengan bantuan koperasi, baik itu dari segi pendanaan atapun proses pengerjaan.


Selain empat unit usaha tersebut koperasi juga punya satu produk menarik yaitu Sigatra atau Simpanan Keluarga Sejahtera. Melalui produk Sigatra anggota bisa merencanakan tabungan berjangka sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka akan dana. Produk Sigatra dibuat dengan rentang 1 sampai 15 tahun, dengan nominal Rp 50 ribu sampai Rp 500 ribu. 
Koperasi SAAS sendiri adalah koperasi banjar yang memang memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota banjar. Banyak program menarik yang dimiliki antara lain program subsidi biaya upakara bagi krama Banjar Gede, jika mendapat giliran sebagai penyelenggara upakara di salah satu pura yang ada di Desa Adat Akah. "Dengan subsidi ini krama tidak perlu mengeluarkan dana sepeser pun untuk keperluan upakara di pura, sehingga sangat meringankan," ujar Ketua Pengawas I Nyoman Nadha.
Selain subsidi upakara, koperasi juga memberi santunan kematian bagi krama banjar yang meninggal. Seluruh krama banjar yang menjadi anggota termasuk keluarga anggota mendapat hak yang sama berupa santunan kematian sebesar Rp 1,5 juta. Saat ini anggota inti Koperasi SAAS tercatat sebanyak 220 orang dan anggota keseluruhan sebanyak 340 orang. Selain subsidi upakara dan santunan kematian, koperasi juga rutin menggelar kegiatan tirta yatra yang melibatkan seluruh anggota, dan juga sempat beberapa kali mengadakan pengobatan mata katarak gratis bagi yang membutuhkan. Sedangkan di masa pandemi koperasi juga hadir membagikan beras bagi seluruh anggota, dan juga pembagian voucher belanja senilai Rp 100 ribu saat momen RAT. "Inilah tujuan awal pembentukan koperasi banjar ini, yang terpenting adalah bagaimana caranya agar koperasi mampu memberi manfaat kepada seluruh krama banjar sebagai anggota," ujarnya.
Nyoman Nadha yang terlibat langsung dari awal pembentukan koperasi yang beralamat di Banjar Gede, Desa Akah Klungkung ini mengaku sangat bersyukur Koperasi SAAS bisa berkembang seperti sekarang. Padahal di awal rencana pembentukan koperasi pihaknya mengaku cukup lama melakukan sosialisasi kepada krama banjar untuk membentuk sebuah lembaga koperasi, sampai akhirnya rencana tersebut terwujud pada tahun 2006. Seiring berjalannya waktu dan keseriusan tata kelola koperasi, optimisme krama banjar kian tumbuh dan menaruh kepercayaan yang tinggi sampai saat ini.
 "Awalnya kami melakukan sosialisasi cukup lama sekitar tiga tahun, sampai akhirnya disetujui oleh krama banjar, karena dikelola dengan baik akhirnya optimisme semakin kuat dan kepercayaan semakin tumbuh sampai saat ini," ujarnya.
Koperasi SAAS sampai bulan Oktober 2021 telah mengelola aset sebesar Rp 14,6 miliar dengan jumlah simpanan tabungan dan deposito tercatat sebesar Rp 13,6. Nadha mengaku selama masa pandemi target simpanan rupanya tercapai dengan baik hal tersebut lantaran aktivitas ekonomi anggota yang tetap stabil selama pandemi. Anggota koperasi diakui rata-rata bergerak di sektor UMKM, petani, kerajinan, dan industri rumah tangga. "Sektor tersebut masih bertahan sehingga pertumbuhan simpanan kami tetap terjaga," ujarnya.
Selain simpanan penyaluran pinjaman juga mengalami peningkatan dibandingkan 2020. Pada bulan Desember 2020 pinjaman tersalurkan sebesar Rp 11,6 miliar sedangkan hingga Oktober 2021 naik menjadi Rp 12,9 miliar. Kedepan diharapkan Koperasi SAAS semakin berkembang dan tetap dipercaya anggota sehingga prinsip koperasi dari, oleh, dan untuk anggota bisa terealisasi dengan baik. [Mdy]

 


TAGS :

Komentar